Hai, namaku adalah Adilla Maisya
Aspardiah Putri. Panggil saja aku dengan "Adilla",
"dilla" atau jika tidak ingin rumit panggil saja "dill"
tetapi beberapa orang memanggilku dengan sebutan "Adill". Itu benar, karena
sebagian namaku itu berarti 'orang yang adil' dan maksud dari kata adil
tersendiri adalah orang yang menentukan hal yang benar dalam suatu masalah.
Ngomong-ngomong tentang nama, aku juga ingin memberitahu arti keseluruhan dari
namaku hehehe, yaitu anak perempuan ayah yang adil dan berani. Itu
adalah pemberian dari ayahku. Aku tidak tahu apakah arti dari nama itu cocok
untukku tapi aku menyukai nya. Dan sebelum nama itu diberikan kepadaku, ibuku
mempunyai ide untuk memberikan nama dengan sebutan Lastri. Itu bukan nama yang
buruk kok pasti ada sebuah arti yang bagus juga di dalam nya, hanya saja aku
lebih menyukai namaku yang sekarang dan aku bersyukur memiliki nama ini dengan
sebuah arti yang indah.
Aku lahir dari rahim seorang ibu
yang sangat menyayangi ku, Aku tahu itu. Aku juga tahu bahwa ibuku melahirkanku
dengan sekuat tenaga nya yang dia miliki dengan mempertaruhkan nyawa nya, tidak
peduli rasa sakit yang diderita yang penting aku sehat dan selamat. Saat ibuku
melahirkanku, aku langsung bertemu dunia dengan anggota tubuhku yang lengkap
tanpa cacat ataupun kehilangan salah satu nya dengan cara normal, ibuku hebat
bahkan sangat hebat. Dan jadilah aku berpindah ke alam yang pikirku akan lebih
seru dan menyenangkan jika aku dilahirkan ke dunia ini.
Jika ada kata yang lebih dari kata
'Terimakasih' akan ku katakan kepadanya. Dan Aku sangat menyayanginya tetapi
aku gengsi untuk mengatakannya. Ibuku adalah orang yang baik, pengertian dan
juga penyayang. Yah, mungkin seorang anak pasti akan memuji ibunya dengan
kata-kata seperti itu, tapi itu nyata ada nya. Ibuku memang seperti itu
walaupun dia suka marah-marah jika menurutnya aku salah tapi aku tahu itu
adalah sebuah bentuk kasih sayang dan juga sebuah pelajaran bagi diriku untuk
menghadapi dunia yang kejam dan sebenarnya tidak semenyenangkan itu. Aku tahu
jikalau aku adalah seorang anak yang pembangkang, menyebalkan dan kadang tidak
mau mendengarkan perkataan ibuku, hanya saja ibuku tetap sabar dengan sifatku
dan dia menahan kesabarannya dari caraku mulai selalu menangis jika tidak
sesuai kemauan ku karena aku yang belum bisa berbicara apapun, saat kelaparan
aku seenak nya meminta makanan kepadanya dan dengan inisiatif nya dia
meyuapiniku, disaat aku masih berada di tahap belajar membaca dia yang
mengajariku pertama kali sebelum guru TK-ku, hingga aku sudah duduk di kelas 12
SMA ini dan dia selalu sabar. Mungkin kemarahan nya adalah pelampiasannya dari
rasa lelah nya untuk membesarkanku, hanya saja aku tahu bahwa dia tidak akan
pernah mengatakan kata 'lelah' didepanku.
Aku adalah seorang anak terakhir
dari 3 bersaudara dan aku mempunyai kedua kakak laki-laki. Ya benar, aku adalah
seorang anak perempuan satu-satu nya dari keluargaku. Dan yang pasti nya
orang-orang akan berpikir bahwa aku akan sangat dimanja dari kedua kakakku, mungkin
itu benar. Aku adalah seorang anak yang sangat manja, dulu. Mungkin kalau
sekarang aku merasa tidak enak kalau masih terus-menerus bermanja kepada ibuku
tetapi tetap saja aku masih suka menyusahkannya dari caraku meminta bantuan
sampai ibuku sendiri yang akan membantuku. Tapi walaupun dengan sifat yang
menjengkelkanku ini, aku sangat mencintai dan menyayanginya. Aku tidak mau dia
sakit, aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi kepada nya. Aku hanya ingin dia
sehat, aku hanya ingin dia selamat dan aku ingin dia bahagia. Dia adalah seorang 'Rumah'
bagiku walaupun kata orang rumah itu adalah sebuah bangunan, tetapi menurutku
arti dari sebuah 'Rumah' adalah ibuku sendiri. Sebagai contoh saat aku
telah masuk masa remaja dan aku harus meninggalkan 'Rumahku' waktu SMP
karena keadaan mengharuskan ku untuk tinggal di asrama dan menuntut ilmu ke
sekolah yang jauh, sebut saja pesantren. Dan tempat itu jauh dari rumahku yaitu
bangunan kecil dan tempatku berteduh. Dan setiap aku menghubungi ibuku dari
kejauhan, kata pertama yang dilontarkannya adalah "Apa kabar? Baik atau
tidak? Bagaimana, betah disana?" dan setiap pertanyaan itu aku jawab
dengan "Baik-baik saja" walaupun nyatanya tidak benar-benar baik, yang
sebenarnya lelah dengan tekanan di duniaku sendiri dan ingin pulang. Tetapi
dengan kuat aku menahannya agar kata-kata itu tidak terucap.
Biasanya dirumah aku selalu mengoceh
hal yang tidak penting sampai penting(menurutku), aku selalu bercerita
kepadanya, aku selalu mengadu jika kakak ku menjahili ku atau hal lain nya,
sehingga saat aku mengeluh karena sakitpun dia panik, mungkin itu juga salah
satu fakta kenapa aku tidak mengatakan sejujurnya saat di pesantren, karena aku
tidak ingin dia khawatir. Memang banyak tempat untuk bercerita tetapi tak
senyaman di 'Rumah' sendiri.
Aku hanya berharap aku bisa tumbuh
menjadi anak yang baik agar tidak sia-sia pengorbanan ibuku dalam mengajariku,
aku juga berharap bisa menjadi anak yang berbakti, aku berharap menjadi anak
yang sukses dan berguna baginya. yang terpenting aku bisa membahagiakannya, bisa
membuat nya tersenyum dan pastinya akan selalu kurindukan senyumannya dan juga akan
ku buktikan bahwa semua doa dan harapan nya akan terwujud. Amiin….