BREAKING NEWS

Rabu, 06 Maret 2024

Tempat Ternyaman🏡



Hai, namaku adalah Adilla Maisya Aspardiah Putri. Panggil saja aku dengan "Adilla", "dilla" atau jika tidak ingin rumit panggil saja "dill" tetapi beberapa orang memanggilku dengan sebutan "Adill". Itu benar, karena sebagian namaku itu berarti 'orang yang adil' dan maksud dari kata adil tersendiri adalah orang yang menentukan hal yang benar dalam suatu masalah. Ngomong-ngomong tentang nama, aku juga ingin memberitahu arti keseluruhan dari namaku hehehe, yaitu anak perempuan ayah yang adil dan berani. Itu adalah pemberian dari ayahku. Aku tidak tahu apakah arti dari nama itu cocok untukku tapi aku menyukai nya. Dan sebelum nama itu diberikan kepadaku, ibuku mempunyai ide untuk memberikan nama dengan sebutan Lastri. Itu bukan nama yang buruk kok pasti ada sebuah arti yang bagus juga di dalam nya, hanya saja aku lebih menyukai namaku yang sekarang dan aku bersyukur memiliki nama ini dengan sebuah arti yang indah.

Aku lahir dari rahim seorang ibu yang sangat menyayangi ku, Aku tahu itu. Aku juga tahu bahwa ibuku melahirkanku dengan sekuat tenaga nya yang dia miliki dengan mempertaruhkan nyawa nya, tidak peduli rasa sakit yang diderita yang penting aku sehat dan selamat. Saat ibuku melahirkanku, aku langsung bertemu dunia dengan anggota tubuhku yang lengkap tanpa cacat ataupun kehilangan salah satu nya dengan cara normal, ibuku hebat bahkan sangat hebat. Dan jadilah aku berpindah ke alam yang pikirku akan lebih seru dan menyenangkan jika aku dilahirkan ke dunia ini.

Jika ada kata yang lebih dari kata 'Terimakasih' akan ku katakan kepadanya. Dan Aku sangat menyayanginya tetapi aku gengsi untuk mengatakannya. Ibuku adalah orang yang baik, pengertian dan juga penyayang. Yah, mungkin seorang anak pasti akan memuji ibunya dengan kata-kata seperti itu, tapi itu nyata ada nya. Ibuku memang seperti itu walaupun dia suka marah-marah jika menurutnya aku salah tapi aku tahu itu adalah sebuah bentuk kasih sayang dan juga sebuah pelajaran bagi diriku untuk menghadapi dunia yang kejam dan sebenarnya tidak semenyenangkan itu. Aku tahu jikalau aku adalah seorang anak yang pembangkang, menyebalkan dan kadang tidak mau mendengarkan perkataan ibuku, hanya saja ibuku tetap sabar dengan sifatku dan dia menahan kesabarannya dari caraku mulai selalu menangis jika tidak sesuai kemauan ku karena aku yang belum bisa berbicara apapun, saat kelaparan aku seenak nya meminta makanan kepadanya dan dengan inisiatif nya dia meyuapiniku, disaat aku masih berada di tahap belajar membaca dia yang mengajariku pertama kali sebelum guru TK-ku, hingga aku sudah duduk di kelas 12 SMA ini dan dia selalu sabar. Mungkin kemarahan nya adalah pelampiasannya dari rasa lelah nya untuk membesarkanku, hanya saja aku tahu bahwa dia tidak akan pernah mengatakan kata 'lelah' didepanku.

Aku adalah seorang anak terakhir dari 3 bersaudara dan aku mempunyai kedua kakak laki-laki. Ya benar, aku adalah seorang anak perempuan satu-satu nya dari keluargaku. Dan yang pasti nya orang-orang akan berpikir bahwa aku akan sangat dimanja dari kedua kakakku, mungkin itu benar. Aku adalah seorang anak yang sangat manja, dulu. Mungkin kalau sekarang aku merasa tidak enak kalau masih terus-menerus bermanja kepada ibuku tetapi tetap saja aku masih suka menyusahkannya dari caraku meminta bantuan sampai ibuku sendiri yang akan membantuku. Tapi walaupun dengan sifat yang menjengkelkanku ini, aku sangat mencintai dan menyayanginya. Aku tidak mau dia sakit, aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi kepada nya. Aku hanya ingin dia sehat, aku hanya ingin dia selamat dan aku ingin dia bahagia. Dia adalah seorang 'Rumah' bagiku walaupun kata orang rumah itu adalah sebuah bangunan, tetapi menurutku arti dari sebuah 'Rumah' adalah ibuku sendiri. Sebagai contoh saat aku telah masuk masa remaja dan aku harus meninggalkan 'Rumahku' waktu SMP karena keadaan mengharuskan ku untuk tinggal di asrama dan menuntut ilmu ke sekolah yang jauh, sebut saja pesantren. Dan tempat itu jauh dari rumahku yaitu bangunan kecil dan tempatku berteduh. Dan setiap aku menghubungi ibuku dari kejauhan, kata pertama yang dilontarkannya adalah "Apa kabar? Baik atau tidak? Bagaimana, betah disana?" dan setiap pertanyaan itu aku jawab dengan "Baik-baik saja" walaupun nyatanya tidak benar-benar baik, yang sebenarnya lelah dengan tekanan di duniaku sendiri dan ingin pulang. Tetapi dengan kuat aku menahannya agar kata-kata itu tidak terucap.

Biasanya dirumah aku selalu mengoceh hal yang tidak penting sampai penting(menurutku), aku selalu bercerita kepadanya, aku selalu mengadu jika kakak ku menjahili ku atau hal lain nya, sehingga saat aku mengeluh karena sakitpun dia panik, mungkin itu juga salah satu fakta kenapa aku tidak mengatakan sejujurnya saat di pesantren, karena aku tidak ingin dia khawatir. Memang banyak tempat untuk bercerita tetapi tak senyaman di 'Rumah' sendiri.

Aku hanya berharap aku bisa tumbuh menjadi anak yang baik agar tidak sia-sia pengorbanan ibuku dalam mengajariku, aku juga berharap bisa menjadi anak yang berbakti, aku berharap menjadi anak yang sukses dan berguna baginya. yang terpenting aku bisa membahagiakannya, bisa membuat nya tersenyum dan pastinya akan selalu kurindukan senyumannya dan juga akan ku buktikan bahwa semua doa dan harapan nya akan terwujud. Amiin….

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Adilla's blog. Designed by OddThemes